HAND MANUVER
1. Melahirkan kepala
Alasan: melindungi perineum dan mengendalikan
keluarnya kepala bayi dengan hati-hati dapat mengurangi robekan pada vagina dan
perineum.
Perhatikan perineum
pada saat kepala keluar dan dilahirkan. Usap muka bayi dengan kain atau kasa
bersih atau disinfeksi tingkat tinggi untuk membrsihkan mulut dan hidung bayi
dari lendir dan darah.
Jangan melakukan
penghisapan secara rutin pada mulut dan hidung bayi; sebagian besar bayi yang
sehat tidak memerlukan penghisapan, karena bayi normal dapat membersihkan jalan
napasnya sendiri. Penghisapan lendir yang terlalu dalam akan menyebabkan denyut
jantungnya menjadi tidak teratur (braikardia) dan/atau bayi berhenti bernapas
(apnea), karena alasan tersebut penghisapan lendir secara rutin pada bayi
sangat tidak dianjurkan (Enkin, et al, 2000). Tapi jika cairan ketuban
mengandung mekonium, lakukan penghisapan secara hati-hati pada mulut dan hidung
bayi dengan menggunakan kateter penghisap lendir De Lee disinfeksi tingkat
tinggi atau steril atau bola karet penghisap (yang baru dan bersih) segera
setelah kepala lahir dan sebelum bahu lahir.
Alasan: bayi akan menarik napas pertama setelah bahu
dan dadanya dilahirkan, penghisapan air ketuban dan mekonium dari mulut dan
hidung bayi sebelum bahu lahir akan membantu upaya pencegahan aspirasi mekonium
pada bayi tersebut.
Selalu hisap mulut
bayi lebih dulu sebelum menghisap hidungnya. Menghisap hidung lebih dulu dapat
menyebabkan bayi menarik napas dan menghirup mekonium atau cairan yang ada di
dalam mulut. Jangan masukkan kateter atau bola karet penghisap terlalu dalam
pada mulut atau hidung bayi. Hisap lendir pada bayi dengan lembut, hindari
penghisapan yang dalam dan agresif.
Alasan: penghisapan yang terlalu dalam dapat
menyebabkan denyut jantung melambat dan tidak teratur atau bayi berhenti
bernapas (Enkin, et al, 2000)
2. Periksa tali pusat pada leher
Setelah
kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernapas cepat. Raba
leher bayi apakah ada lilitan tali pusat. Jika lilitan tali pusat longgar di
leher bayi, lepaskan melewati kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi
dengan erat, klem di dua tempat dan potong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
3. Melahirkan bahu
· Setelah menyeka mulut
dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi
kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.
· Setelah rotasi
eksternal, letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan
beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya.
· Lakukan tarikan
perlahan ke arah bawah dan luar secara lembut (ke arah tulang punggung ibu)
hingga bahu anterior tampak di bawah arkus pubis.
· Angkat kepala bayi ke
arah atas dan luar (mengarah ke langit-langit) untuk melahirkan bahu posterior
bayi.
Catatan: sangat sulit untuk memperkirakan
kapan distosia bahu akan terjadi; antisipasi adanya kemungkinan distosia bahu pada
setiap kelahiran bayi.
Tanda-tanda
dan gejala-gejala distosia bahu adalah sebagai berikut:
-
Kepala
bayi lahir tapi tetap berada di vagina
-
Kepala
bayi tidak melakukan putaran paksi luar
-
Kepala
bayi tersangkut di perineum, seperti masuk kembali ke dalam vagina (kepala
‘kura-kura’)
4. Melahirkan sisa tubuh bayi
· Saat bahu posterior
lahir, selipkan tangan pada bagian bawah (posterior) kepala bayi ke arah
perineum dan biarkan bahu dan bagian tangan bayi lahir ke tangan yang ini.
· Gunakan
jari-jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada
sisi posterior bayi pada saat melewati perineum.
· Gunakan tangan yang
berada di belakang (posterior) untuk menahan tubuh bayi saat lahir.
· Gunakan tangan bagian
depan (anterior) untuk melahirkan bahu anterior dan untuk mengendalikan
kelahiran siku dan tangan anterior bayi.
· Setelah kelahiran
tubuh dan lengan, sisipkan tangan bagian depan (anterior) di punggung bayi ke
arah bokong dan kaki bayi untuk menahan laju kelahiran bayi saat kaki lahir.
· Sisipkan jari
telunjuk dari tangan yang sama di antara kaki bayi, pegang dengan mantap bagian
mata kaki bayi dan baru lahirkan kakinya secara hati-hati.
· Baringkan bayi di
atas kain atau handuk yang terletak di perut ibu sehingga kepala bayi sedikit
lebih rendah dari tubuhnya.
Perasat tangan untuk ibu yang melahirkan dalam posisi dorsal
1.
Posisikan
diri anda di satu sisi meja atau tempat tidur. Apabila tangan anda dominan
kanan, berdiri di sisi kanan ibu. Apabila anda kidal, berdiri di sisi kiri ibu.
Pengaturan posisi
yang benar, yang disesuaikan dengan tangan dominan anda penting untuk
kenyamanan anda sendiri memudahkan dalam melakukan pemeriksaan dan
penatalaksanaan situasi serta persediaan dan peralatan yang relevan.
2.
Anda
harus berdiri tepat di bawah tinggi lutut ibu, yang difleksikan dan
masing-masing dibuka ke samping. Dari posisi ini, anda dapat menjangkau kaki
ibu untuk bekerja di area antara kedua kaki ibu, menjangkau ke arah atas
perineum untuk membantu ibu melahirkan bayinya dan ke arah kaki meja atau
tempat tidur, yang merupakan tempat persediaan dan peralatan anda berada.
Bekerja di area
bagian dalam kaki ibu, mempertahankan lutut ibu agar tidak menghambat jalan
anda, member elemen-elemen pengendalian terhadap kaki ibu (jika diperlukan),
dan memposisikan diri anda di arah yang menjamin akses ke bayi atau peralatan
dan perlengkapan yang diperlukan.
3.
Perasat
tangan yang terlibat dalam pengendalian kelahiran kepala bayi, memeriksa adanya
lilitan tali pusat, menyeka kepala bayi, pengisapan dan mengawasi terjadinya
restitusi dan rotasi eksternal adalah sama perasat tangan untuk kelahiran bayi
dengan ibu dalam posisi litotomi atau litotomi dimodifikasi.
4.
Letakkan
satu tangan anda pada masing-masing sisi kepala bayi. Apabila anda berdiri di
sisi kanan ibu, tangan kiri anda akan berada di puncak kepala bayi. Apabila anda
berada di sisi kiri ibu, tangan kanan anda akan berada di puncak kepala bayi
dan tangan kiri anda akan berada di bawah kepala bayi. Pengaturan posisi tangan
anda ini akan benar tanpa memerhatikan arah restitusi dan rotasi eksternal.
Pastikan bahwa telapak tangan anda berada di kepala bayi dengan jari-jari anda
menunjuk kearah kaki ibu pada sisi yang berlawanan (jari kelingking pada
perineum). Keadaan ini menempatkan sisi-sisi tangan anda di sudut yang tepat
terhadap perineum.
Penempatan tangan
anda ini dirancang untuk mencapai tiga hal:
a.
Mencegah
tangan anda yang di bawah terkontaminasi akibat kontak dengan rectum.
b.
Mencegah
memegang bayi di bawah mandibula atau di sekeliling leher untuk melahirkan bahu
dan badan bayi.
c.
Mencegah
kerusakan di pleksus saraf servikalis atau brakialis.
5.
Beri
tekanan menurun dan keluar pada bagian samping kepala bayi, dengan tangan yang
berada di atas sampai bahu anterior bergeser di bawah simfisis pubis dan dapat
terlihat.
a.
Beri
tekanan ke atas dan ke luar pada samping kepala bayi dengan tangan yang berada
di bawah dan dengan kedua tangan mengangkat kepala bayi kearah ke langit-langit
b.
Perhatikan
perineum ibu selama melahirkan bahu posterior apabila bayi muncul terlalu
cepat, dapat memperlambat dengan mengatakan kepada ibu untuk bernapas pendek
dan cepat dan dengan memberikan tekanan pengendali menggunakan bagian samping
tangan yang berada di bawah sampai ke puncak bahu posterior.
c.
Pada
saat bayi dilahirkan, gerakan kedua tangan anda baik berada di atas dan di
bawah, kecuali jari-jari telunjuk, turun dari sisi samping kepala bayi ke bahu
serta lengan atas bayi seiring lengan dan bahu tersebut melewati perineum ibu
dan dilahirkan. Jari-jari telunjuk kedua tangan tetap berada pada tulang-tulang
parietal pada sisi samping kepala bayi . Selama perasat ini , tangan bawah anda
bergeser ke bawah sampai sisi tangan tersebut bersandar pada puncak perineum di
fourchet (frenulum labiorum pudendi). Kemudian saat bahu posterior dilahirkan,
lengan atas dilahirkan ke telapak tangan anda sementara jari manis, jari
kelingking, dan tepi tangan tangan anda mengendalikan siku dan tangan bayi
bersamaan dengan keluarnya bagian-bagian tersebut dari perineum.
6.
Pada
saat setengah bagian atas badan bayi telah dilahirkan, pegang badan bayi di
sekitar lengan atas, dada atas, dan punggung atas. Kedua ibu jari anda
masing-masing akan berada di satu sisi tubuh bayi, jari-jari telunjuk anda
berada di tulang-tulang parietal, dan jari-jari yang tersisa akan berada pada
sisi lain tubuh bayi. tindakan ini memungkinkan anda memegang dengan aman tubuh
bayi dan memampukan anda untuk menuntun bagian tubuh lain yang akan dilahirkan
melewati kurva carus.
a.
Letak
kepala bayi lebih rendah daripada badan bayi. (Posisi ini memungkinkan drainase
cairan dari saluran mulut dan jalan napas nasal.)
b.
Bayi
diletakkan miring atau kepala bayi dimiringkan jika posisi bayi tengkurap.(
Posisi ini akan mempertahankan kepatenan jalan napas orofaringeal.)
c.
Tali
pusat tidak tegang atau tertarik. (Hal ini untuk mencegah robekan tali pusat
akibat insersi baik oleh plasenta atau bayi.)
9.
Pertahankan
satu tangan pada bayi ketika anda menggunakan tangan yang lain untuk menjangkau
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pengisapan, mengeringkan bayi,
member klem dan pemotongan tali pusat, dan sebagainya. Tindakan pengamanan ini
melindungi bayi meluncur, jatuh, atau terlempar dari abdomen ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar