Minggu, 28 Oktober 2012

HAND MANUVER

HAND MANUVER



1.     Melahirkan kepala

Saat kepala bayi mendorong atau membuka vulva sekitar 5-6 cm, letakkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi segera setelah bayi lahir. Letakkan kain bersih dan kering yang dilipat 1/3-nya di bawah bokong ibu. Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering) dan letakkan ibu jari dan 4 jari tangan tersebut di lipat paha pada kedua sisi perineum. Letakkan tangan yang lain pada kepala bayi. Berikan tekanan yang lembut dan tidak keras pada kepala bayi dengan menggunakan tangan lainnya dna biarkan kepala bayi keluar secara bertahap di bawah tangan tersebut.
Alasan: melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi dengan hati-hati dapat mengurangi robekan pada vagina dan perineum.
Perhatikan perineum pada saat kepala keluar dan dilahirkan. Usap muka bayi dengan kain atau kasa bersih atau disinfeksi tingkat tinggi untuk membrsihkan mulut dan hidung bayi dari lendir dan darah.
Jangan melakukan penghisapan secara rutin pada mulut dan hidung bayi; sebagian besar bayi yang sehat tidak memerlukan penghisapan, karena bayi normal dapat membersihkan jalan napasnya sendiri. Penghisapan lendir yang terlalu dalam akan menyebabkan denyut jantungnya menjadi tidak teratur (braikardia) dan/atau bayi berhenti bernapas (apnea), karena alasan tersebut penghisapan lendir secara rutin pada bayi sangat tidak dianjurkan (Enkin, et al, 2000). Tapi jika cairan ketuban mengandung mekonium, lakukan penghisapan secara hati-hati pada mulut dan hidung bayi dengan menggunakan kateter penghisap lendir De Lee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap (yang baru dan bersih) segera setelah kepala lahir dan sebelum bahu lahir.
Alasan: bayi akan menarik napas pertama setelah bahu dan dadanya dilahirkan, penghisapan air ketuban dan mekonium dari mulut dan hidung bayi sebelum bahu lahir akan membantu upaya pencegahan aspirasi mekonium pada bayi tersebut.
Selalu hisap mulut bayi lebih dulu sebelum menghisap hidungnya. Menghisap hidung lebih dulu dapat menyebabkan bayi menarik napas dan menghirup mekonium atau cairan yang ada di dalam mulut. Jangan masukkan kateter atau bola karet penghisap terlalu dalam pada mulut atau hidung bayi. Hisap lendir pada bayi dengan lembut, hindari penghisapan yang dalam dan agresif.
Alasan: penghisapan yang terlalu dalam dapat menyebabkan denyut jantung melambat dan tidak teratur atau bayi berhenti bernapas (Enkin, et al, 2000)

2.     Periksa tali pusat pada leher

Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernapas cepat. Raba leher bayi apakah ada lilitan tali pusat. Jika lilitan tali pusat longgar di leher bayi, lepaskan melewati kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem di dua tempat dan potong tali pusat diantara 2 klem tersebut.

3.     Melahirkan bahu

·       Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.
·       Setelah rotasi eksternal, letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya.
·       Lakukan tarikan perlahan ke arah bawah dan luar secara lembut (ke arah tulang punggung ibu) hingga bahu anterior tampak di bawah arkus pubis.
·       Angkat kepala bayi ke arah atas dan luar (mengarah ke langit-langit) untuk melahirkan bahu posterior bayi.

Catatan: sangat sulit untuk memperkirakan kapan distosia bahu akan terjadi; antisipasi adanya kemungkinan distosia bahu pada setiap kelahiran bayi.

Tanda-tanda dan gejala-gejala distosia bahu adalah sebagai berikut:
-          Kepala bayi lahir tapi tetap berada di vagina
-          Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar
-          Kepala bayi tersangkut di perineum, seperti masuk kembali ke dalam vagina (kepala ‘kura-kura’)

4.     Melahirkan sisa tubuh bayi

·       Saat bahu posterior lahir, selipkan tangan pada bagian bawah (posterior) kepala bayi ke arah perineum dan biarkan bahu dan bagian tangan bayi lahir ke tangan yang ini.
·             Gunakan jari-jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada sisi posterior bayi pada saat melewati perineum.
·       Gunakan tangan yang berada di belakang (posterior) untuk menahan tubuh bayi saat lahir.
·       Gunakan tangan bagian depan (anterior) untuk melahirkan bahu anterior dan untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan anterior bayi.
·       Setelah kelahiran tubuh dan lengan, sisipkan tangan bagian depan (anterior) di punggung bayi ke arah bokong dan kaki bayi untuk menahan laju kelahiran bayi saat kaki lahir.
·       Sisipkan jari telunjuk dari tangan yang sama di antara kaki bayi, pegang dengan mantap bagian mata kaki bayi dan baru lahirkan kakinya secara hati-hati.
·       Baringkan bayi di atas kain atau handuk yang terletak di perut ibu sehingga kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.

Perasat tangan untuk ibu yang melahirkan dalam posisi dorsal

1.   Posisikan diri anda di satu sisi meja atau tempat tidur. Apabila tangan anda dominan kanan, berdiri di sisi kanan ibu. Apabila anda kidal, berdiri di sisi  kiri ibu.
   Pengaturan posisi yang benar, yang disesuaikan dengan tangan dominan anda penting untuk kenyamanan anda sendiri memudahkan dalam melakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan situasi serta persediaan dan peralatan yang relevan.

2.   Anda harus berdiri tepat di bawah tinggi lutut ibu, yang difleksikan dan masing-masing dibuka ke samping. Dari posisi ini, anda dapat menjangkau kaki ibu untuk bekerja di area antara kedua kaki ibu, menjangkau ke arah atas perineum untuk membantu ibu melahirkan bayinya dan ke arah kaki meja atau tempat tidur, yang merupakan tempat persediaan dan peralatan anda berada.
    Bekerja di area bagian dalam kaki ibu, mempertahankan lutut ibu agar tidak menghambat jalan anda, member elemen-elemen pengendalian terhadap kaki ibu (jika diperlukan), dan memposisikan diri anda di arah yang menjamin akses ke bayi atau peralatan dan perlengkapan yang diperlukan.

3.   Perasat tangan yang terlibat dalam pengendalian kelahiran kepala bayi, memeriksa adanya lilitan tali pusat, menyeka kepala bayi, pengisapan dan mengawasi terjadinya restitusi dan rotasi eksternal adalah sama perasat tangan untuk kelahiran bayi dengan ibu dalam posisi litotomi atau litotomi dimodifikasi.

4.   Letakkan satu tangan anda pada masing-masing sisi kepala bayi. Apabila anda berdiri di sisi kanan ibu, tangan kiri anda akan berada di puncak kepala bayi. Apabila anda berada di sisi kiri ibu, tangan kanan anda akan berada di puncak kepala bayi dan tangan kiri anda akan berada di bawah kepala bayi. Pengaturan posisi tangan anda ini akan benar tanpa memerhatikan arah restitusi dan rotasi eksternal. Pastikan bahwa telapak tangan anda berada di kepala bayi dengan jari-jari anda menunjuk kearah kaki ibu pada sisi yang berlawanan (jari kelingking pada perineum). Keadaan ini menempatkan sisi-sisi tangan anda di sudut yang tepat terhadap perineum.
Penempatan tangan anda ini dirancang untuk mencapai tiga hal:
a.   Mencegah tangan anda yang di bawah terkontaminasi akibat kontak dengan rectum.
b.   Mencegah memegang bayi di bawah mandibula atau di sekeliling leher untuk melahirkan bahu dan badan bayi.
c.   Mencegah kerusakan di pleksus saraf servikalis atau brakialis.

5.   Beri tekanan menurun dan keluar pada bagian samping kepala bayi, dengan tangan yang berada di atas sampai bahu anterior bergeser di bawah simfisis pubis dan dapat terlihat.
a.   Beri tekanan ke atas dan ke luar pada samping kepala bayi dengan tangan yang berada di bawah dan dengan kedua tangan mengangkat kepala bayi kearah  ke langit-langit
b.   Perhatikan perineum ibu selama melahirkan bahu posterior apabila bayi muncul terlalu cepat, dapat memperlambat dengan mengatakan kepada ibu untuk bernapas pendek dan cepat dan dengan memberikan tekanan pengendali menggunakan bagian samping tangan yang berada di bawah sampai ke puncak bahu posterior.
c.   Pada saat bayi dilahirkan, gerakan kedua tangan anda baik berada di atas dan di bawah, kecuali jari-jari telunjuk, turun dari sisi samping kepala bayi ke bahu serta lengan atas bayi seiring lengan dan bahu tersebut melewati perineum ibu dan dilahirkan. Jari-jari telunjuk kedua tangan tetap berada pada tulang-tulang parietal pada sisi samping kepala bayi . Selama perasat ini , tangan bawah anda bergeser ke bawah sampai sisi tangan tersebut bersandar pada puncak perineum di fourchet (frenulum labiorum pudendi). Kemudian saat bahu posterior dilahirkan, lengan atas dilahirkan ke telapak tangan anda sementara jari manis, jari kelingking, dan tepi tangan tangan anda mengendalikan siku dan tangan bayi bersamaan dengan keluarnya bagian-bagian tersebut dari perineum.
6.     Pada saat setengah bagian atas badan bayi telah dilahirkan, pegang badan bayi di sekitar lengan atas, dada atas, dan punggung atas. Kedua ibu jari anda masing-masing akan berada di satu sisi tubuh bayi, jari-jari telunjuk anda berada di tulang-tulang parietal, dan jari-jari yang tersisa akan berada pada sisi lain tubuh bayi. tindakan ini memungkinkan anda memegang dengan aman tubuh bayi dan memampukan anda untuk menuntun bagian tubuh lain yang akan dilahirkan melewati kurva carus.
7.     Arahkan badan bayi ke atas dan keluardalam gerakan melengkung yang halus untuk melahirkan setengah bagian bawah tubuh bayi.8.     Lanjutkan lengkungan yang anda buat dan letakkan bayi di atas abdomen ibu. Meletakkan bayi di atas abdomen ibu, memungkinkan ibu segera kontak dengan bayinya menyebabkan uterus berkontraksi, dan mempertahankan bayi bebas dari cairan yang saat ini terakumulasi di meja atau tempat tidur di area antara kedua kaki ibu. Pastikan hal-hal berikut saat anda meletakkan bayi di atas abdomen ibu :
a.     Letak kepala bayi lebih rendah daripada badan bayi. (Posisi ini memungkinkan drainase cairan dari saluran mulut dan jalan napas nasal.)
b.    Bayi diletakkan miring atau kepala bayi dimiringkan jika posisi bayi tengkurap.( Posisi ini akan mempertahankan kepatenan jalan napas orofaringeal.)
c.     Tali pusat tidak tegang atau tertarik. (Hal ini untuk mencegah robekan tali pusat akibat insersi baik oleh plasenta atau bayi.) 
9.     Pertahankan satu tangan pada bayi ketika anda menggunakan tangan yang lain untuk menjangkau peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pengisapan, mengeringkan bayi, member klem dan pemotongan tali pusat, dan sebagainya. Tindakan pengamanan ini melindungi bayi meluncur, jatuh, atau terlempar dari abdomen ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar